BIOKIMIA - KARBOHIDRAT
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT
NAMA : EKA ISMA LILIANY
N
I M : K211 10 006
KELOMPOK : IV
(EMPAT)
TGL.
PRAKTIKUM : 02 APRIL 2011
ASISTEN : MUTIA RESKI AMALIA
LABORATORIUM
TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Karbohidrat
tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan; senyawa ini memiliki peran structural
dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari
karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati (kanji,
starch) atau digunakan untuk menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan
dapat menyintesis karbohidrat dari asam
amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal dari
tumbuhan. (Murray, 2006).
Karbohidrat
merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan di
samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang
ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi.
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk pentimpan bagi monosakarida,
sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. (Sirajuddin, 2011).
1.2
TUJUAN PERCOBAAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Adapun
tujuan umum dari percobaan kali ini yaitu:
1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu
bahan
2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi karbohidrat
3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat
4. Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
A.
Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
Uji Molish
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.
Uji Iodium
Membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen,
dan dekstrin).
3.
Uji Benedict
Membuktikan adanya gula reduksi.
4.
Uji Barfoed
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
5.
Uji Seliwanoff
Membuktikan adanya kentosa (fruktosa).
6.
Uji Osazon
Membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
7.
Uji Asam Musat
Membedakan antara glukosa dan galaktosa.
B.
Hidrolisis Karbohidrat
1.
Hidrolisis Pati
Mengidentifikasi hasil hidrolisis Amilum (pati)
2.
Hidrolisis Sukrosa
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
1.3
PRINSIP PERCOBAAN
A.
UJI PENGENALAN KARBOHIDRAT
1.
Uji Molish
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh
asam sulfat pekat menjadi furfural dan
golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisc yang terdiri atas
α-naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan fulfural membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu.
2.
Uji Iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk
kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
sedangkan glikogen dan sebagian pati
yang terhidrolisis berekasi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
3.
Uji Benedict
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+,
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
4.
Uji Barfoed
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
5.
Uji Seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksifurfural dan dengan penambahan resorsinol akan
mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange.
6.
Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik
lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan
terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon
karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak
bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
7.
Uji Asam Musat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat
pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
B.
HIDROLISIS KARBOHIDRAT
1.
Hidrolisis Pati
Pati (starch) merupakan polisakarida
yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terutama dalam golongan umbi seperti
kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua
fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarus disebut amilosa
(± 20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna
biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur
bercabang. Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan
akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil
hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak
berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.
2.
Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas
akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan
uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negative
mennjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa
hidrolisis sukrosa menghassilkan monosakarida.
1.4
MANFAAT PERCOBAAN
1.
Mengetahui
adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.
Mengetahui
adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
3.
Mengetahui
adanya gula reduksi.
4.
Mengetahui
perbedaan antara monosakarida dan disakarida.
5.
Mengetahui
adanya kentosa (fruktosa).
6.
Mengetahui
perbedaan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
7.
Mengetahui
perbedaan antara glukosa dan galaktosa.
8.
Mengetahui hasil
hidrolisis Amilum (pati)
9.
Mengetahui hasil
hidrolisis sukrosa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.
Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan
menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudianakan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung, dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktifitas fisik seperti berolahraga
atau bekerja (Irawan, 2007).
Pengertian lain
dari karbohidrat yaitu sekelompok senyawa yang mengandung unsure C, H, dan O.
Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus
karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki gugus
hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili, 2009).
Senyawa karbohidrat
yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan
senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih
besar. Ikatan penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida
atau glikosidik (Ngili, 2009).
Terdapat dua jenis
monosakarida, yakni aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugus aldehid (R-CHO),
sedangkan ketosa mengandung gugus keton (R-CHO-R’). Selain itu, monosakarida
juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya. Bila
mengandung tiga atom karbon maka monosakarida tersebut disebut triosa;
sedangkan bila mengandung empat atom karbon maka disebut tetrosa; pentose untuk
yang mengandung lima atom karbon; heksosa untuk yang mengandung enam atom
karbon, dan seterusnnya. Kedua macam pengelompokan monosakarida ini dapat
digabungkan. Misalnya, glukosa merupakan aldoheksosa, yakni gula monosakarida
dengan enam atom karbon dan suatu gugus aldehid (Ngili, 2009).
Di dalam ilmu gizi,
secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat
sederhana & karbohidrat kompleks dan berdasarkan responnya terhadap glukosa
darah di dalam tubuh, karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai
tetapan indeks glicemik-nya (glycemic index) (Irawan, 2007).
Contoh dari
karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa &
galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis-jenis karbohidrat
sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan
dan susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch),
glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau
dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di
dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti
dsb (Irawan, 2007).
Golongan
karbohidrat antara lain: gula, tepung dan selulosa berasal dari tumbuhan.
Molekul kaarbohidrat tersusun atas unsure-unsur Karbon (C), hydrogen (H), dan
oksigen (O). sesuai dengan kekomplekan susunan dan jumlah molekulnya,
karbohidrat yang terdapat dalam makanan digolongkan menjadi empat yaitu
(Irianto, 2004):
1. Monosakarida.
Monosakarida
merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin.
Monosakarida ini tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh
manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri
pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa
banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa
dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling
manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan
glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa
merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat
di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan
berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks
pati (starch) atau selulosa (Irawan, 2007).
Monosakarida
memiliki sifat-sifat seperti kelarutan dalam air, oksidasi, dan reduksi. Penjelasan
atas sifat-sidat tersebut di ats yaitu (Purba, 2006):
a.
Kelarutan dalam air. Semua
monosakarida merupakan zat padat berwarna putih yang mudah larut dalam air.
Sifat ini berkaitan dengan terdapatnya gugus-gugus –OH yang polar, sehingga
antar molekulnya maupun dengan molekul air terbentuk ikatan hydrogen yang kuat.
b.
Oksidasi. Semua
monosakarida, baik aldosa maupun ketosa, merupakann reduktor sehingga disebut
pula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi positif dengan pereaksi Fehling
atau pereaksi Benedict maupun dengan pereaksi Tollens. Pereaksi Benedict
digunakan untuk mendeteksi glukosa dalam darah atau dalam urin.
c.
Reduksi. Reduksi gugus
karbonil (gugus aldehida atau keton) dan monosakarida menghasilkan alcohol
polivalen yang disebut alditol.
2.
Disakarida.
Disakarida
merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2
molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi
sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan satu molekul glukosa
dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan satu molekul glukosa
& galaktosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir
99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa
digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml
(Irawan, 2007).
Disakarida
terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida. Ikatan yang mneghubungkan
unit-unit monosakarida dalam disakarida, juga dalam polisakarida, disebut
ikatan glikosida. Pembentukan ikatan
glikosida melibatkan dua gugus –OH dengan melepas satu molekul air. Disakarida
terpenting adalah sukrosa, maltose, dan laktosa (Purba, 2006).
3. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan produk
kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak
dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray,
2006).
Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan
monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contohnya antara lain
sukrosa, maltose, dan laktos
(Sirajuddin dkk, 2011).
4.
Polisakarida
Polisakarida adalah produk kondensasi
lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati dan dekstrin yang mungkin
merupakan polimer linier atau bercabang. Polisakarida kadang-kadang
diklasifikasikan sebagai heksosan dan pentosan, bergantung pada identitas
monisakarida pembentuknya. Selain pati dan dekstrin, makanan mengandung beragam
polisakarida lain yang secara kolektif dinamai polisakarida nonpati; zat ini
tidak dicerna oleh enzim manusia, dan merupakan komponen utama serat dalam
makanan, contohnya selulosa dari dinding sel tumbuhan (suatu polimer glukosa)
dan inulin, yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan (suatu polimer
fruktosa) (Murray, 2006).
Polisakarida terdiri dari banyak molekul
monosakarida. Polisakarida terpenting, yaitu amilum, glikogen, dan selulosa,
adalah polimer dari D-Glukosa. Semua polisakarda sukar larut dalam air dan
tidak mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, atau Tollens (Purba, 2006).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk
putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah
larut dalam air, kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air (Sirajuddin dkk, 2011).
Amilum dengan air dingin akan membentuk suspense dan bila dipanaskan akan
terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid
yang kental semacam gel. Suspense amilum akan
memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna
amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa (Sirajuddin dkk, 2011).
Glikogen merupakan struktur empiris yang
serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen
menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari
sejumlah satuan glukosa. Glikogen. Dalam air akan membentuk koloid dan
memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa
dalam sel diatur oleh hormone insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa
disebut glycogenolysis (Sirajuddin dkk, 2011).
Semua jenis karbohidrat, baik
monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah ungu bila
urutannya dicampur beberapa tetes larutan α-fenol dalam alcohol dan ditambahkan
asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang
batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif
adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molish (Sirajuddin dkk, 2011).
Monosakrida dan disakarida memiliki rasa
manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus
hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa, adalah
gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau
keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi dengan pereaksi Fehling, pereaksi tollens, maupun pereaksi benedict.
Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula non pereduksi (Sirajuddin dkk, 2011).
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi
utama yang tidak digantikan oleh zat makanan lain. Misalnya sel-sel otak dan
lensa mata serta jaringan saraf secara spesifik bergantung pada glukosa sebagai
sumber energy. Karbohidrat juga berperan penting dalam proses metabolisme,
menjaga keseimbangan asam dan basa, dan pembentukan struktur sel, jaringan dan
bagian tubuh. Bahkan bagian karbohidrat dalam makanan yang tidak dapat
dicernakan, seperti selulosa memberikan kegunaan-kegunaan khusus dalam tubuh.
Fungsi khusus lain, misalnya laktosa membnatu penyerapan kalsium. Ribose adalah
monosakarida yang mempunyai 5 atom karbon merupakan komponen penting dalam asam
nukleat (Irianto, 2004).
Rumus struktur rantai-lurus dapat
menjelaskan sebagian sifat glukosa, tetapi struktur siklik lebih termodinamis
dan menjelaskan sifat-sifat yang lain. Struktur siklik yang biasa digambar
yaitu proyeksi Haworth, merupakan molekul dilihat dari samping dan atas bidang
cincin; ikatan-ikatan yang terletak paling dekat dengan pengamat digambar lebih
tebal dan gelap, dan gugus hidroksil
terletak di atas atau bawah bidang cincin. Cincin segienam yang mengandung satu
atom oksigen ini sebenarnya terbentuk seperti kursi (Murray, 2006).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.
ALAT DAN BAHAN
A.
Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
Uji Molish
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan kali ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
yaitu Pereaksi Molish, H2SO4 pekat, amilum, glikogen,
dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa
masing-masing dalam larutan 1%.
2.
Uji Iodium
Adapun
alat yang digunakan dalam uji Iodium ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes.
Bahan-bahan
yang digunakan yaitu Larutan iodium, amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa,
maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam
larutan 1%.
3.
Uji Benedict
Dalam
uji Benedict ini, alat-alat yang dibutuhkan yaitu Alat penangas air, penjepit
tabung, pengatur waktu, tabung reaksi, pipet tetes.
Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan yaitu Pereaksi Benedict, amilum, glikogen, dekstrin,
sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing
dalam larutan 1%.
4.
Uji Barfoed
Alat-alat
yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu Alat penangas air, pengatur
waktu, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
Bahan-bahan
yang digunakan yaitu Pereaksi Barfoed, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.
5.
Uji Seliwanoff
Dalam
percobaan kali ini, alat-alat yang akan digunakan yaitu Alat penangas air,
pengatur waktu, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
Adapun
bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu Pereaksi Seliwanoff, sukrosa, galaktosa,
fruktosa, glukosa, dan arabinosa dalam larutan 1%.
6.
Uji Osazon
Dalam
percobaan uji Osazon ini, alat-alat yang diperlukan yaitu Alat penangas air,
penjepit tabung, tabung reaksi, pipet ukur.
Adapun
bahan-bahan yang akan digunakan yaitu Fenilhidrazin-hidroklorida, natrium
asetat, sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa.
7.
Uji Asam Musat
Dalam
percobaan kali ini, diperlukan alat-alat sebagai berikut: Alat penangas air,
mikroskop, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
Seliain
itu, juga diiperlukan bahan-bahan seperti, HNO3 pekat, sukrosa,
maltosa, galaktosa, dan glukosa.
B.
Hidrolisis Karbohidrat
1.
Hidrolisis Pati
Dalam
percobaan hidrolisis pati kali ini, diperlukan alat-alat seperti kertas lakmus,
alat pemanas, tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur.
Adapun
bahan yang digunakan yaitu larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi benedict,
larutan HCl 2 N, dan larutan NaOH 2%.
2.
Hidrolisis Sukrosa
Dalam
percobaan terakhir ini, ada beberapa alat yang harus disiapkan diantaranya
kertas lakmus, alat pemanas, tabung reaksi, dan pipet ukur.
Selain
alat, bahan juga sangat penting untuk memperlancar jalannya percobaan, sehingga
bahan-bahan yang diperlukan yaitu larutan sukrosa, pereaksi benedict, pereaksi
seliwanoff, pereaksi barfoed, larutan HCl pekat, dan larutan NaOH 2 %.
III.2.
PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
Uji Molish
a) 15 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b) Ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Dicampurkan
dengan baik.
c) Tabung reaksi dimiringkan, lalu dialirkan dengan 1
ml H2SO4 pekat secara hati-hati melalui dinding tabung
agar tidak bercampur.
2.
Uji Iodium
1) 3 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung
reaksi atau porselen tetes.
2) Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
3) Warna spesifik yang terbentuk pun diamati.
3.
Uji Benedict
1) Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Campuran dididihkan di atas api kecil selama 2 menit
atau dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
3) Didinginkan perlahan-lahan.
4) Warna atau endapan yang terbentuk diamati.
4.
Uji Barfoed
1) Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi
Barfoed di masukkan ke dalam tabung reaksi. Dicampurkan dengan baik.
2) Campuran dipanaskan di atas api kecil selama 1 menit
atau dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
3) Warna atau endapan yang terbentuk diamati.
5.
Uji Seliwanoff
1) Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
seliwanoff dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Dididihkan di atas api kecil selama 30 detik atau
dalam penangas air mendidih selama 10 menit.
6.
Uji Osazon
1) Sebanyak 2 ml larutan uji dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2) Ditammbahkan seujung spatel
fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal natrium asetat.
3) Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama
beberapa menit.
4) Didinginkan perlahan-lahan di bawah air kran.
5) Akan terbentuk Kristal yang kemudian diidentifikasi
di bawah mikroskop.
7.
Uji Asam Musat
1) Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3
pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Dipanaskan ke dalam penangas air mendidih sampai
volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes.
3) Didinginkan perlahan-lahan, lalu Kristal-kristal keras
seperti pasir akan terbentuk.
4) Di amati di bawah mikroskop.
B.
Hidrolisis Karbohidrat
1.
Hidrolisis Pati
1) Sebanyak 5 ml amilum 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian di tambahkan 2,5 ml HCl 2 N.
2) Dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan dalam penangas
air mendidih.
3) Setelah 3 menit, larutan diuji dengan iodium dengan
mengambil 2 tetes larutan ditambah 2 tetes iodium dalam porselen tetes.
Perubahan yang terjadi pun di catat.
4) Uji iodium dilakukan setiap 3 menit sampai hasil
berwarna kuning pucat.
5) Hidrolisis dilanjutkan selama 5 menit lagi.
6) Setelah didinginkan, 2 ml larutan hidrolisis
diambil, lalu dinetralkan dengan NaOH 2%, lalu diuji dengan kertas lakmus.
7) Larutan kemudian diuji dengan Benedict.
2.
Hidrolisis Sukrosa
1) Sebanyak 5 ml sukrosa 1% dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes
HCl pekat.
2) Dicampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dengan
penangas air mendidih selama 30 menit.
3) Setelah didinginkan, larutan dinetralkan dengan NaOH
2% dan diuji dengan kertas lakmus.
4) Selanjutnya diuji dengan benedict, seliwanoff, dan
barfoed.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.
HASIL
IV.1.1
TABEL
a.
Uji Molish
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji
Molish
|
Karbohidrat
(+/-)
|
|
1
|
Amilum
1%
|
Keruh
+ cincin ungu
|
+
|
|
2
|
Dekstrin 1%
|
Endapan + cincin ungu
|
+
|
|
3
|
Sukrosa 1%
|
Cincin ungu
|
+
|
|
4
|
Maltosa 1%
|
Cincin ungu
|
+
|
|
5
|
Galaktosa 1%
|
Endapan + Cincin ungu
|
+
|
|
6
|
Fruktosa 1%
|
Cincin ungu
|
+
|
|
7
|
Glukosa 1%
|
Endapan + cincin ungu
|
+
|
|
8
|
Arabinosa 1%
|
Endapan + keruh +
Cincin ungu
|
+
|
b.
Uji Iodium
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji
Iodium
|
Polisakarida
(+/-)
|
|
1
|
Amilum
1%
|
Berubah
warna, biru
|
+
|
|
2
|
Dekstrin 1%
|
Berubah warna, merah
anggur
|
+
|
|
3
|
Sukrosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
4
|
Maltosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
5
|
Galaktosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
6
|
Fruktosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
7
|
Glukosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
8
|
Arabinosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
c.
Uji Benedict
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Benedict
|
Gula Reduksi (+/-)
|
|
1
|
Amilum 1%
|
Berubah warna, biru keruh, tidak terbentuk endapan
|
-
|
|
2
|
Dekstrin 1%
|
Berubah
dari warna biru menjadi hijau dan terdapat endapan kuning
|
-
|
|
3
|
Sukrosa 1%
|
Tidak
mengalami perubahan
|
-
|
|
4
|
Maltosa 1%
|
Perubahan
warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
|
+
|
|
5
|
Galaktosa 1%
|
Perubahan
warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
|
+
|
|
6
|
Fruktosa 1%
|
Perubahan
warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
|
+
|
|
7
|
Glukosa 1%
|
Perubahan
warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
|
+
|
|
8
|
Arabinosa 1%
|
Perubahan
warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
|
+
|
d.
Uji Barfoed
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji
Barfoed
|
Monosakarida
(+/-)
|
|
1
|
Sukrosa 1%
|
Tidak
ada endapan, warna tetap
|
-
|
|
2
|
Maltosa 1%
|
Tidak
ada endapan, warna tetap
|
-
|
|
3
|
Galaktosa 1%
|
Ada
endapan merah bata
|
+
|
|
4
|
Fruktosa 1%
|
Ada
endapan merah bata
|
+
|
|
5
|
Glukosa 1%
|
Ada
endapan merah bata
|
+
|
|
6
|
Arabinosa 1%
|
Ada
endapan merah bata
|
+
|
e.
Uji Seliwanoff
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji
Seliwanoff
|
Ketosa (+/-)
|
|
1
|
Sukrosa 1%
|
Berubah
warna menjadi orange
|
+
+
|
|
2
|
Galaktosa 1%
|
Tidak
berubah
|
-
|
|
3
|
Fruktosa 1%
|
Berubah
warna
|
+
|
|
4
|
Glukosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
|
5
|
Arabinosa 1%
|
Tidak berubah
|
-
|
f.
Uji Osazon
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji
Osazon
|
Gambar Osazon
|
|
1
|
Sukrosa
|
Endapan kuning
|
|
|
2
|
Maltosa
|
Dari bening menjadi
kuning dan ada endapan
|
|
|
3
|
Galaktosa
|
Dari bening manjadi
kuning tanpa endapan
|
|
|
4
|
Glukosa
|
Dari
bening menjadi kuning keruh
|
|
g.
Uji Asam Musat
|
No
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Asam
Musat
|
Gambar Asam
Musat
|
|
1
|
Sukrosa
|
Keruh
|
|
|
2
|
Galaktosa
|
Keruh
|
|
|
3
|
Glukosa
|
Keruh
|
|
|
4
|
Maltosa
|
Keruh
|
|
h.
Hidrolisis Pati
|
Perlakuan
Hidrolisis
|
Hasil Uji
Iodium
|
Hasil
Hidrolisis
|
|
3
menit
|
Biru
tua
|
Amilosa
|
|
6
menit
|
Ungu
|
Amilopektin
|
|
9
menit
|
Ungu
kemerahan
|
Amilopektin
|
|
12
menit
|
Merah
Bata
|
Eritrodekstrin
|
|
15
menit
|
Kuning
coklat
|
Akrodekstrin
|
|
18
menit
|
Kuning
|
Maltosa
|
|
21
menit
|
Kuning
pucat
|
Glukosa
|
i.
Hidrolisis Sukrosa
|
Perlakuan
|
Uji
|
Hasil Uji
|
|
|
sebelum
|
Sesudah
|
||
|
5
ml sukrosa 1 %
+
5 tetes HCl pekat
+
pemanasan
|
Benedict
|
Biru
muda
|
Endapan
merah bata
|
|
Seliwanoff
|
Kuning
jernih
|
Orange
|
|
|
Barfoed
|
Biru
muda
|
Endapan
merah bata
|
|
IV.1.2
REAKSI
a.
Uji Molish
CH2OH
O
O O
H H H + H2SO4 H2C C H
+ Cincin ungu
OH H O OH n OH
H OH n α-nafto
Amilosa
CH2OH
O
O O
H H H + H2SO4 H2C C H
+ Cincin ungu
OH H O OH n OH
H OH n
α-naftol
Dekstrin
CH2OH
O
H H H
HO OH
H
H OH
O O
O + H2SO4 H2C C H
+ Cincin ungu
OHCH2 O
OH
2 OH
H H HO
CH2OH
α-naftol
OH H
Sukrosa
CH2OH CH2OH
O O
O O
H H H H
H H + H2SO4 H2C C H +
HO OH
H O OH H
OH
OH
2 OH
H OH H OH
Cincin
α-naftol
ungu
Maltosa
CH2OH
O
O O
HO
H H + H2SO4 H2C C H + Cincin ungu
H OH
H OH OH
OH
H OH
α-naftol
Galaktosa
OHCH2 O OH
O O
H H HO
CH2OH + H2SO4 H2C C H + Cincin ungu
OH H
OH
OH
Fruktosa
α-naftol
CH2OH
O
O O
HO
H H + H2SO4 H2C C H + Cincin ungu
H OH
H OH OH
OH
H OH α-naftol
Glukosa
IV.1.3
GAMBAR HASIL
a.
Uji Molish
b.
Uji Iodium
c.
Uji Benedict
d.
Uji Barfoed
e.
Uji Seliwanoff
f.
Uji Osazon
g.
Uji Asam Musat
h.
Hidrolisis Pati
i.
Hidrolisis sukrosa
IV.2.
PEMBAHASAN
a.
Uji Molish
Pada percobaan uji molisch didapatkan
hasil bahwa, semua larutan uji yang digunakan dalam percobaan mengandung
karbohidrat. Hal ini ditandai dengan terbentuknya cicin ungu pada batas antara
kedua lapisan. Cincin ungu terbentuk karena karbohidrat oleh asam anorganik
pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis
pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa
menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas
alfanaftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu. Jadi, cincin ungu merupakan hasil reaksi antara
pereaksi molisch dengan furfural hasil
dehidrasi monosakarida oleh asam pekat.
b.
Uji
Iodium
Pada percobaan uji iodium didapatkan
hasil bahwa, hanya amilum dan dekstrin yang merupakan poliskarida. Larutan uji
yang lain, fruktosa, glukosa, arabinosa, sukrosa, maltosa, dan galaktosa bukan
merupakan polisakarida. Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk
kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru, dekstrin meghasilkan warna merah anggur, sedangkan
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk
warna merah coklat. Sama dengan hasil percobaan amilum terbentuk warna biru tua
dan dekstrin membentuk warna merah anggur. Larutan uji yang lain tidak
mengalami perubahan warna.
c.
Uji
Benedict
Pada percobaan uji benedict didapatkan
hasil bahwa, maltosa, galaktosa, fruktosa, dan arabinosa merupakan gula
pereduksi. Sedangkan amilum, dekstrin, dan sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi
ion Cu2+ dalam suasan alkalis
menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah
bata. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan merah biru kehijauan,
kuning, atau merah bata, bergantung pada kadar gula pereduksi yang amilum tidak terjadi perubahan warna.
d.
Uji
Barfoed
Pada percobaan uji barfoed didapatkan
hasil bahwa, glukosa, arabinosa, galaktosa, dan fruktosa merupakan
monosakarida. Sedangkan, sukrosa dan maltosa bukan merupakan monosakarida. Ion
Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata. Hasil percobaan didapatkan
glukosa, arabinosa, galaktosa, dan fruktosa memiliki endapan berwarna merah
bata. Sedangkan sukrosa dan maltosa tidak memiliki endapan.
e.
Uji
Seliwanoff
Pada percobaan uji seliwanoff didapatkan
hasil bahwa, sukrosa dan fruktosa mengadung kentosa (fruktosa). Sedangkan
larutan uji lain, arabinosa, glukosa, dan galaktosa tidak mengandung kentosa
(fruktosa). Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hodroksifurfural dan
dengan penambahan reorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna orange. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna merah orange. Hasil percobaan didapatkan sukrosa dan fruktosa berwarna
orange larutannya. Sedangkan, galaktosa, glukosa, dan arabinosa tidak mengalami
perubahan.
f.
Uji
Osazon
Pada percobaan uji
Osazon yang digunakan untuk membedakan macam macam karbohidrat dari gambar
kristalnya, diperoleh hasil bahwa endapan yang tarbentuk dan gambar kristal
dari masing-masing senyawa memiliki perbedaan yang sangat jelas. Glukosa
memiliki gambar kristal yang berbentuk runcing dan agak panjang, galaktosa
memiliki bentuk kristal yang bulat tapi masih ada sedikit yang berbentuk
runcing, maltosa memiliki bentuk kristal yang bulat kecil tapi hanya sedikit.
Sedangkan sukrosa tidak membentuk ozason karena gugus aldehid atau keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
g.
Uji
Asam Musat
Pada uji asam musat dengan tujuan membedakan antara
glukosa dan galaktosa. Disertai pula dengan gambar kristal karbohidrat yang
diamati melalui mikroskop. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara
identifikasi galaktosa, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan
diketahui bentuk Kristal maupun titik leburnya. Galaktosa dikatakan positif karena pada uji ini ditandai
dengan terbentuknya Kristal yang diamati di bawah mikroskop yang tidak terlalu
rapat atau renggang apabila dibandingkan dengan glukosa yang mempunyai struktur
kristalnya yang lebih rapat, sehingga membuktikan hasil negatif.
h.
Hidrolisis
Pati
Pada percobaan hidrolisis pati
didapatkan hasil bahwa, pati bila dihdrolisis akan menghasilkan senyawa-senyawa
yang lebih sederhana. Hidrolisis pertama, menghasilkan amilosa (biru tua),
kedua amilopektin (ungu), ketiga amilopektin (ungu kemerahan), keempat
eritrodekstrin (merah bata), kelima akrodekstrin (kuning coklat), keenam
maltosa (kuning), ketujuh glukosa (kunung pucat) merupakan kabohidrat palinh
sederhana. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan
iodium dengan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
i.
Hidrolisis
Sukrosa
Pada percobaan hidrolisis sukrosa
didapatkan hasil bahwa, sukrosa setelah hidrolisis memberikan hasil positif
ketika direaksikan dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed. Hal tersebut
terjadi karena, sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan
seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif.
Uji barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida.
BAB V
PENUTUP
V.I.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan
kali ini yaitu:
1. Pada
uji Molisch, diketahui bahwa amilum, dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa,
fruktosa, glukosa, dan arabinosa merupakan larutan yang emngandung karbohidrat.
2. Pada
uji iodium, hanya amilum dan dekstrin yang menunjukkan tanda positif mengandung
polisakarida.
3. Pada
ujibenedict, didapatkan bahwa maltose, galaktosa, glukosa, fruktosa, dan
arabinosa memiliki gula reduksi.
4. Pada
uji Barfoed, diketahui bahwa galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa
merupakan larutan yang mengandung monosakarida.
5. Pada
uji seliwanoff, diketahui bahwa sukrosa dan fruktosa mengandung kentosa.
6.
Pada uji Osazon,
moaltosa, galaktosa, dan glukosa terdapat kristal, sedangkan sukrosa tidak.
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk
osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
7. Pada
uji Asam Musat, glukosa ditandai dengan kristal kecil yang tersusun agak
renggang bila diamati dengan mikroskop.
8. Pada
hidrolisis pati, didaptkan hasil akhir bahwa karbohidrat yang paling sederhana
yakni glukosa.
9. Pada
hidrolisis sukrosa, hasil akhir dari hidrolisis sempurna sukrosa adalah 2 jenis
monosakarida, yakni glukosa dan fruktosa yang mengandung gula reduksi dan
ketosa.
V.II.
Saran
a.
Untuk Laboratorium: supaya alat-alat yang digunakan dalam praktikum
dapat lebih diperlengkapi.
b.
Untuk asisten: diharapkan
mendampingi praktikan dalam melaksanakan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto,
Kus.2004. Struktur dan Fungsi Tubuh
Mannusia untuk Paramedis.Jakarta: Yrama Widya.
Murray, 2006. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ngili,
Yohanes.2009.Biokimia: Struktur dan
Fungsi Biomolekuler.Jogjakarta: Graha Ilmu
Purba, Michael.2006.Kimia.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Sirajuddin,
Saifuddin & Najamuddin, Ulfa.2011.Penuntun
Praktik Biokimia. Makassar:Laboratorium Biokimia
LAMPIRAN
v FOTO PROSEDUR
LAMPIRAN PERTANYAAN
A.
Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
Uji Molisch
1)
Sebutkan jenis uji lain yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat?
Jawab :
Uji fehling (A dan B)
2) Tuliskan
prosedurnya secara singkat?
Jawab :
Pereaksi bersama dengan
larutan uji dimasukkan ke dalam tabung, didihkan diatas api kecil, kemudian
didinginkan perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Gula reduksi
bereaksi dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata Cu2O.
3) Sebutkan
senyawa alam yang mengandung senyawa furfural atau HMF ?
Jawab :
Tongkol jagung, ampas
tebu, dan sekam padi
2.
Uji
Iodium
Sebutkan masing-masing
dua persamaan dan perbedaan antara amilum dan glikogen ?
Jawab :
A. Persamaan
a. Sama-sama
dari golongan karbohidrat polisakarida
b. Sama-sama
mengandung ikatan glukosa 1,4-α-glioksida
B. Perbedaan
a. Amilum
banyak tersimpan pada tumbuhan, sedankan glikogen banyak tersimpan pada hewan
b. Butir
pati pada amilum tidak larut dalam air, sedangkan glikogen larut dalam air.
3.
Uji
Benedict
1) Pada
percobaan ini, manakah yang menunujukkan hasil negatif pada uji benedict?
Mengapa?
Jawab :
Sukrosa dan maltosa,
karena sukrosa dan maltosa tidak mengandung gugus aldehida atau keto bebas,
sehingga ketika direaksikan dengan pereaksi benedict tidak terbentuk endapan
merah bata
2) Sebutkan
jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula reduksi?
Jawab :
Uji fehling (A dan B)
3) Tuliskan
cara kerjanya secara singkat?
Jawab :
Pereaksi bersama dengan
larutan uji dimasukkan ke dalam tabung, didihkan diatas api kecil, kemudian
didinginkan perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Gula reduksi
bereaksi dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata.
4) Sebutkan
kelebihan menggunakan uji benedict dibandingkan uji tersebut?
Jawab :
a. Pereaksi
benedict satu larutan, sedangkan fehling dua larutan
b. Pereaksi
benedict labih reaktif
4.
Uji
Barfoed
1) Pada
pemanasan yang lama, disakarida dapat pula memberikan hasil positif terhadap
uji barfoed. Mengapa?
Jawab :
Karena disakarida
terhidrolisis menjadi monosakarida, sehingga pada pemanasan lama disakarida
memberikan hasil yang positif pula.
2) Jelaskan
perbedaan prinsip antara uji barfoed dan uji benedict?
Jawab :
Pada uji barfoed ion
Cu2+ direduksi cepat oleh monosakarida, disakarida lama. Sedangkan pada uji
benedict monosarida dan disakarida (kecuali, sukrosa) membentuk endapan merah
bata jika direaksikan dengan benedict, membuktikan adanya gula pereduksi.
5.
Uji
Seliwanoff
1) Pada
pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menghasilkan hasil yang positif
terhadap uji seliwanoff. Mengapa?
Jawab :
Karena terlalu lama
pemanasan sehingga sukrosa terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa, sehingga
karena adanya fruktosa, sukrosa menghasilkan hasil yang positif
2) Sebutkan
jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya
ketosa?tuliskan prosedurnya secara singkat?
Jawab :
Uji benedict, campurkan
larutan benedict dengan larutan uji,didihkan diatas api kecil, dinginkan
perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai
dengan pembentukkan endapan merah bata.
B.
Hidrolisis
Karbohidrat
1.
Hidrolisis
Pati
1) Bagaimana
cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna?
Jawab :
Hidrolisis pati
sempurna jika, hasil hdrolisis bereaksi positif dengan pereaksi benedict
membentuk endapan merah bata
2) Mengapa
larutan hasil hidrolisis perlu dinetralkan terlebih dahulu?
Jawab :
Supaya larutan hasil
hidrolisis tersebut pHnya sesuai ketika akan diuji dengan pereaksi benedict,
karena itu diuji juga dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil yang
positif
3) Jelaskan
cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan kertas lakmus?
Jawab :
Larutan hasil
hidrolisis diambil di masukkan ke dalam porselin tetes, dinetralkan dengan NaOH
2%, kemudian diuji dengan kertas lakmus, jika warna kertas tidak berubah
berarti larutan netral.
2.
Hidrolisis
Sukrosa
1) Sebutkan
nama enzim yang mengkatalisis hidrolisis sukrosa?
Jawab :
Enzim invertase
2) Sebutkan
dua sumber diperolehnya enzim?
Jawab :
Enzim invertase
terdapat dalam ragi beberapa serangga terutama lebah madu dan dalam usus halus
3) Apa
kegunaan uji benedict, seliwanoff, dan barfoed pada percobaan ini?
Jawab :
Uji benedict,
membuktikan adanya gula pereduksi
Uji seliwanoff,
membuktikan adanya fruktosa (ketosa)
Uji barfoed membuktikan
adanya monosakarida dan disakarida
4) Jelaskan
apa yang dimaksud inverse (invert)? Mengapa disebut demikian?
Jawab :
Invertase adalah enzim
hidrolisis sukrosa. Disebut invert, karena rasanya manis
5) Sebutkan
bahan alam yang mengandung gula invert?
Jawab :
Lebah madu, buah-buahan, dan sirup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar