setting

KEWAJIBAN yang (TIDAK) bikin PUSING ^^: BIOKIMIA - KARBOHIDRAT

BIOKIMIA - KARBOHIDRAT



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA





PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT



                        NAMA                         :    EKA ISMA LILIANY
                        N I M                            :    K211 10 006
                        KELOMPOK               :    IV (EMPAT)
                        TGL. PRAKTIKUM    :    02 APRIL 2011
                        ASISTEN                     :    MUTIA RESKI AMALIA




















LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
       Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan; senyawa ini memiliki peran structural dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati (kanji, starch) atau digunakan untuk menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam  amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal dari tumbuhan. (Murray, 2006).
       Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk pentimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. (Sirajuddin, 2011).

1.2  TUJUAN PERCOBAAN
             1.2.1    TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum dari percobaan kali ini yaitu:
1.      Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
2.      Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat
3.      Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat
4.      Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan

             1.2.2    TUJUAN KHUSUS
A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molish
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.      Uji Iodium
Membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
3.      Uji Benedict
Membuktikan adanya gula reduksi.
4.      Uji Barfoed
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
5.      Uji Seliwanoff
Membuktikan adanya kentosa (fruktosa).
6.      Uji Osazon
Membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
7.      Uji Asam Musat
Membedakan antara glukosa dan galaktosa.

B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
Mengidentifikasi hasil hidrolisis Amilum (pati)
2.      Hidrolisis Sukrosa
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

1.3  PRINSIP PERCOBAAN
A.    UJI PENGENALAN KARBOHIDRAT
1.      Uji Molish
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisc yang terdiri atas α-naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan fulfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
2.      Uji Iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis berekasi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
3.      Uji Benedict
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
4.      Uji Barfoed
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
5.      Uji Seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural  dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange.
6.      Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

7.      Uji Asam Musat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.

B.     HIDROLISIS KARBOHIDRAT
1.      Hidrolisis Pati
       Pati (starch) merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terutama dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarus disebut amilosa (± 20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
       Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.
2.      Hidrolisis Sukrosa
       Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negative mennjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghassilkan monosakarida.

1.4  MANFAAT PERCOBAAN
1.      Mengetahui adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.      Mengetahui adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
3.      Mengetahui adanya gula reduksi.
4.      Mengetahui perbedaan antara monosakarida dan disakarida.
5.      Mengetahui adanya kentosa (fruktosa).
6.      Mengetahui perbedaan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
7.      Mengetahui perbedaan antara glukosa dan galaktosa.
8.      Mengetahui hasil hidrolisis Amilum (pati)
9.      Mengetahui hasil hidrolisis sukrosa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


       Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudianakan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung, dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktifitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007).
       Pengertian lain dari karbohidrat yaitu sekelompok senyawa yang mengandung unsure C, H, dan O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili, 2009).
       Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida atau glikosidik (Ngili, 2009).
       Terdapat dua jenis monosakarida, yakni aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugus aldehid (R-CHO), sedangkan ketosa mengandung gugus keton (R-CHO-R’). Selain itu, monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya. Bila mengandung tiga atom karbon maka monosakarida tersebut disebut triosa; sedangkan bila mengandung empat atom karbon maka disebut tetrosa; pentose untuk yang mengandung lima atom karbon; heksosa untuk yang mengandung enam atom karbon, dan seterusnnya. Kedua macam pengelompokan monosakarida ini dapat digabungkan. Misalnya, glukosa merupakan aldoheksosa, yakni gula monosakarida dengan enam atom karbon dan suatu gugus aldehid (Ngili, 2009).
       Di dalam ilmu gizi, secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana & karbohidrat kompleks dan berdasarkan responnya terhadap glukosa darah di dalam tubuh, karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks glicemik-nya (glycemic index) (Irawan, 2007).
       Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis-jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb (Irawan, 2007).
       Golongan karbohidrat antara lain: gula, tepung dan selulosa berasal dari tumbuhan. Molekul kaarbohidrat tersusun atas unsure-unsur Karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). sesuai dengan kekomplekan susunan dan jumlah molekulnya, karbohidrat yang terdapat dalam makanan digolongkan menjadi empat yaitu (Irianto, 2004):
1.      Monosakarida.
       Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin. Monosakarida ini tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa (Irawan, 2007).
       Monosakarida memiliki sifat-sifat seperti kelarutan dalam air, oksidasi, dan reduksi. Penjelasan atas sifat-sidat tersebut di ats yaitu (Purba, 2006):
a.       Kelarutan dalam air. Semua monosakarida merupakan zat padat berwarna putih yang mudah larut dalam air. Sifat ini berkaitan dengan terdapatnya gugus-gugus –OH yang polar, sehingga antar molekulnya maupun dengan molekul air terbentuk ikatan hydrogen yang kuat.
b.      Oksidasi. Semua monosakarida, baik aldosa maupun ketosa, merupakann reduktor sehingga disebut pula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi positif dengan pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict maupun dengan pereaksi Tollens. Pereaksi Benedict digunakan untuk mendeteksi glukosa dalam darah atau dalam urin.
c.       Reduksi. Reduksi gugus karbonil (gugus aldehida atau keton) dan monosakarida menghasilkan alcohol polivalen yang disebut alditol.
2.      Disakarida.
       Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan satu molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan satu molekul glukosa & galaktosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml (Irawan, 2007).
       Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida. Ikatan yang mneghubungkan unit-unit monosakarida dalam disakarida, juga dalam polisakarida, disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan glikosida melibatkan dua gugus –OH dengan melepas satu molekul air. Disakarida terpenting adalah sukrosa, maltose, dan laktosa (Purba, 2006).
3.      Oligosakarida
       Oligosakarida merupakan produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray, 2006).
       Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contohnya antara lain sukrosa, maltose, dan laktos (Sirajuddin dkk, 2011).
4.      Polisakarida
       Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau bercabang. Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan sebagai heksosan dan pentosan, bergantung pada identitas monisakarida pembentuknya. Selain pati dan dekstrin, makanan mengandung beragam polisakarida lain yang secara kolektif dinamai polisakarida nonpati; zat ini tidak dicerna oleh enzim manusia, dan merupakan komponen utama serat dalam makanan, contohnya selulosa dari dinding sel tumbuhan (suatu polimer glukosa) dan inulin, yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan (suatu polimer fruktosa) (Murray, 2006).
      Polisakarida terdiri dari banyak molekul monosakarida. Polisakarida terpenting, yaitu amilum, glikogen, dan selulosa, adalah polimer dari D-Glukosa. Semua polisakarda sukar larut dalam air dan tidak mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, atau Tollens (Purba, 2006).
       Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air (Sirajuddin dkk, 2011).
       Amilum dengan air dingin akan membentuk suspense dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspense amilum akan  memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa (Sirajuddin dkk, 2011).
       Glikogen merupakan struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen. Dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel diatur oleh hormone insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolysis (Sirajuddin dkk, 2011).
       Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah ungu bila urutannya dicampur beberapa tetes larutan α-fenol dalam alcohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molish (Sirajuddin dkk, 2011).
       Monosakrida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi dengan pereaksi Fehling, pereaksi tollens, maupun pereaksi benedict. Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula non pereduksi (Sirajuddin dkk, 2011).
       Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi utama yang tidak digantikan oleh zat makanan lain. Misalnya sel-sel otak dan lensa mata serta jaringan saraf secara spesifik bergantung pada glukosa sebagai sumber energy. Karbohidrat juga berperan penting dalam proses metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa, dan pembentukan struktur sel, jaringan dan bagian tubuh. Bahkan bagian karbohidrat dalam makanan yang tidak dapat dicernakan, seperti selulosa memberikan kegunaan-kegunaan khusus dalam tubuh. Fungsi khusus lain, misalnya laktosa membnatu penyerapan kalsium. Ribose adalah monosakarida yang mempunyai 5 atom karbon merupakan komponen penting dalam asam nukleat (Irianto, 2004).
      Rumus struktur rantai-lurus dapat menjelaskan sebagian sifat glukosa, tetapi struktur siklik lebih termodinamis dan menjelaskan sifat-sifat yang lain. Struktur siklik yang biasa digambar yaitu proyeksi Haworth, merupakan molekul dilihat dari samping dan atas bidang cincin; ikatan-ikatan yang terletak paling dekat dengan pengamat digambar lebih tebal  dan gelap, dan gugus hidroksil terletak di atas atau bawah bidang cincin. Cincin segienam yang mengandung satu atom oksigen ini sebenarnya terbentuk seperti kursi (Murray, 2006).




BAB III
METODE PERCOBAAN


III.1. ALAT DAN BAHAN
A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molish
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes.
       Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu Pereaksi Molish, H2SO4 pekat, amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.
2.      Uji Iodium
       Adapun alat yang digunakan dalam uji Iodium ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes.
       Bahan-bahan yang digunakan yaitu Larutan iodium, amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.
3.      Uji Benedict
       Dalam uji Benedict ini, alat-alat yang dibutuhkan yaitu Alat penangas air, penjepit tabung, pengatur waktu, tabung reaksi, pipet tetes.
       Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu Pereaksi Benedict, amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.
4.      Uji Barfoed
       Alat-alat yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu Alat penangas air, pengatur waktu, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
       Bahan-bahan yang digunakan yaitu Pereaksi Barfoed, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.

5.      Uji Seliwanoff
       Dalam percobaan kali ini, alat-alat yang akan digunakan yaitu Alat penangas air, pengatur waktu, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
       Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu Pereaksi Seliwanoff, sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa dalam larutan 1%.
6.      Uji Osazon
       Dalam percobaan uji Osazon ini, alat-alat yang diperlukan yaitu Alat penangas air, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet ukur.
       Adapun bahan-bahan yang akan digunakan yaitu Fenilhidrazin-hidroklorida, natrium asetat, sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa.
7.      Uji Asam Musat
       Dalam percobaan kali ini, diperlukan alat-alat sebagai berikut: Alat penangas air, mikroskop, penjepit tabung, tabung reaksi, pipet tetes.
       Seliain itu, juga diiperlukan bahan-bahan seperti, HNO3 pekat, sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa.

B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
       Dalam percobaan hidrolisis pati kali ini, diperlukan alat-alat seperti kertas lakmus, alat pemanas, tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur.
       Adapun bahan yang digunakan yaitu larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi benedict, larutan HCl 2 N, dan larutan NaOH 2%.
2.      Hidrolisis Sukrosa
       Dalam percobaan terakhir ini, ada beberapa alat yang harus disiapkan diantaranya kertas lakmus, alat pemanas, tabung reaksi, dan pipet ukur.
       Selain alat, bahan juga sangat penting untuk memperlancar jalannya percobaan, sehingga bahan-bahan yang diperlukan yaitu larutan sukrosa, pereaksi benedict, pereaksi seliwanoff, pereaksi barfoed, larutan HCl pekat, dan larutan NaOH 2 %.


III.2. PROSEDUR PERCOBAAN
A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molish
a)      15 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b)      Ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Dicampurkan dengan baik.
c)      Tabung reaksi dimiringkan, lalu dialirkan dengan 1 ml H2SO4 pekat secara hati-hati melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
2.      Uji Iodium
1)      3 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau porselen tetes.
2)      Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
3)      Warna spesifik yang terbentuk pun diamati.
3.      Uji Benedict
1)      Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2)      Campuran dididihkan di atas api kecil selama 2 menit atau dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
3)      Didinginkan perlahan-lahan.
4)      Warna atau endapan yang terbentuk diamati.
4.      Uji Barfoed
1)      Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi Barfoed di masukkan ke dalam tabung reaksi. Dicampurkan dengan baik.
2)      Campuran dipanaskan di atas api kecil selama 1 menit atau dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
3)      Warna atau endapan yang terbentuk diamati.
5.      Uji Seliwanoff
1)      Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2)      Dididihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 10 menit.

6.      Uji Osazon
1)      Sebanyak 2 ml larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2)      Ditammbahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal natrium asetat.
3)      Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit.
4)      Didinginkan perlahan-lahan di bawah air kran.
5)      Akan terbentuk Kristal yang kemudian diidentifikasi di bawah mikroskop.
7.      Uji Asam Musat
1)      Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2)      Dipanaskan ke dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes.
3)      Didinginkan perlahan-lahan, lalu Kristal-kristal keras seperti pasir akan terbentuk.
4)      Di amati di bawah mikroskop.

B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
1)      Sebanyak 5 ml amilum 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan 2,5 ml HCl 2 N.
2)      Dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan dalam penangas air mendidih.
3)      Setelah 3 menit, larutan diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambah 2 tetes iodium dalam porselen tetes. Perubahan yang terjadi pun di catat.
4)      Uji iodium dilakukan setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5)      Hidrolisis dilanjutkan selama 5 menit lagi.
6)      Setelah didinginkan, 2 ml larutan hidrolisis diambil, lalu dinetralkan dengan NaOH 2%, lalu diuji dengan kertas lakmus.
7)      Larutan kemudian diuji dengan Benedict.
2.      Hidrolisis Sukrosa
1)      Sebanyak 5 ml sukrosa 1% dimasukkan ke dalam tabung  reaksi dan ditambahkan 5 tetes HCl pekat.
2)      Dicampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dengan penangas air mendidih selama 30 menit.
3)      Setelah didinginkan, larutan dinetralkan dengan NaOH 2%  dan diuji dengan kertas lakmus.
4)      Selanjutnya diuji dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1.       HASIL
IV.1.1   TABEL
a.      Uji Molish
No
Zat Uji
Hasil Uji Molish
Karbohidrat (+/-)
1
Amilum 1%
Keruh + cincin ungu
+
2
Dekstrin 1%
Endapan + cincin ungu
+
3
Sukrosa 1%
Cincin ungu
+
4
Maltosa 1%
Cincin ungu
+
5
Galaktosa 1%
Endapan + Cincin ungu
+
6
Fruktosa 1%
Cincin ungu
+
7
Glukosa 1%
Endapan + cincin ungu
+
8
Arabinosa 1%
Endapan + keruh + Cincin ungu
+

b.      Uji Iodium
No
Zat Uji
Hasil Uji Iodium
Polisakarida (+/-)
1
Amilum 1%
Berubah warna, biru
+
2
Dekstrin 1%
Berubah warna, merah anggur
+
3
Sukrosa 1%
Tidak berubah
-
4
Maltosa 1%
Tidak berubah
-
5
Galaktosa 1%
Tidak berubah
-
6
Fruktosa 1%
Tidak berubah
-
7
Glukosa 1%
Tidak berubah
-
8
Arabinosa 1%
Tidak berubah
-

c.       Uji Benedict
No
Zat Uji
Hasil Uji Benedict
Gula Reduksi  (+/-)
1
Amilum 1%
Berubah warna, biru  keruh, tidak terbentuk endapan
-
2
Dekstrin 1%
Berubah dari warna biru menjadi hijau dan terdapat endapan kuning
-
3
Sukrosa 1%
Tidak mengalami perubahan
-
4
Maltosa 1%
Perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
+
5
Galaktosa 1%
Perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
+
6
Fruktosa 1%
Perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
+
7
Glukosa 1%
Perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
+
8
Arabinosa 1%
Perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan terdapat endapan warna merah bata.
+

d.      Uji Barfoed
No
Zat Uji
Hasil Uji Barfoed
Monosakarida (+/-)
1
Sukrosa 1%
Tidak ada endapan, warna tetap
-
2
Maltosa 1%
Tidak ada endapan, warna tetap
-
3
Galaktosa 1%
Ada endapan merah bata
+
4
Fruktosa 1%
Ada endapan merah bata
+
5
Glukosa 1%
Ada endapan merah bata
+
6
Arabinosa 1%
Ada endapan merah bata
+

e.       Uji Seliwanoff
No
Zat Uji
Hasil Uji Seliwanoff
Ketosa (+/-)
1
Sukrosa 1%
Berubah warna menjadi orange
+ +
2
Galaktosa 1%
Tidak berubah
-
3
Fruktosa 1%
Berubah warna
+
4
Glukosa 1%
Tidak berubah
-
5
Arabinosa 1%
Tidak berubah
-

f.       Uji Osazon
No
Zat Uji
Hasil Uji Osazon
Gambar Osazon
1
Sukrosa
Endapan kuning


2
Maltosa
Dari bening menjadi kuning dan ada endapan

3
Galaktosa
Dari bening manjadi kuning tanpa endapan

4
Glukosa
Dari bening menjadi kuning keruh



g.      Uji Asam Musat
No
Zat Uji
Hasil Uji Asam Musat
Gambar Asam Musat
1
Sukrosa
Keruh


2
Galaktosa
Keruh


3
Glukosa
Keruh


4
Maltosa
Keruh



h.      Hidrolisis Pati
Perlakuan Hidrolisis
Hasil Uji Iodium
Hasil Hidrolisis
3 menit
Biru tua
Amilosa
6 menit
Ungu
Amilopektin
9 menit
Ungu kemerahan
Amilopektin
12 menit
Merah Bata
Eritrodekstrin
15 menit
Kuning coklat
Akrodekstrin
18 menit
Kuning
Maltosa
21 menit
Kuning pucat
Glukosa
i.        Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
Uji
Hasil Uji
sebelum
Sesudah
5 ml sukrosa 1 %
+ 5 tetes HCl pekat
+ pemanasan
Benedict
Biru muda
Endapan merah bata
Seliwanoff
Kuning jernih
Orange
Barfoed
Biru muda
Endapan merah bata

IV.1.2   REAKSI
a.      Uji Molish
             CH2OH
                                 O                                                                        O             O
    H     H                      H          +  H2SO4             H2C                             C   H  +                                            Cincin ungu
            OH          H          O                                         OH                                       n                        OH
            H             OH       n                                                            α-nafto
        Amilosa                                                                         
            CH2OH
                           O                                                                        O             O
    H     H                     H            +  H2SO4         H2C                               C   H  +                                             Cincin ungu
            OH          H          O                                         OH                                       n                         OH
            H             OH       n                                                            α-naftol           

        Dekstrin
            CH2OH
                           O
    H     H                     H
 HO     OH          H    
            H             OH                                                              O             O                                                 
                                    O    +   H2SO4         H2C                               C   H    +                                              Cincin ungu
  OHCH2      O                                                      OH                                       2                    OH
        H   H          HO   CH2OH                                                         α-naftol
             OH           H



Sukrosa
            CH2OH                           CH2OH
                           O                                      O                                                             O              O
    H     H                     H     H     H                     H  + H2SO4                H2C                               C   H  +                          
 HO     OH          H         O         OH          H     OH                                   OH                                    2                  OH
            H             OH                  H           OH                                                                                                                   Cincin
                                                                                                                                                α-naftol      ungu



 Maltosa                                                                                            
            
            CH2OH
                           O                                                               O              O
HO      H                     H   +  H2SO4         H2C                                C   H  +                                     Cincin ungu
   H     OH          H     OH                                    OH                                                                OH
            H             OH                                                                α-naftol
      
Galaktosa
OHCH2      O             OH                                                            O             O
      H   H           HO   CH2OH  +  H2SO4         H2C                               C   H  +                                  Cincin ungu
            OH           H                                                    OH                                                              OH
        Fruktosa                                                                     α-naftol
            CH2OH
                           O                                                               O              O
HO      H                     H   +  H2SO4         H2C                                C   H  +                                     Cincin ungu
   H     OH          H     OH                                    OH                                                                OH
            H             OH                                                                α-naftol
       Glukosa

IV.1.3   GAMBAR HASIL
a.      Uji Molish
 

b.      Uji Iodium
c.       Uji Benedict
d.      Uji Barfoed
e.       Uji Seliwanoff
f.       Uji Osazon
g.      Uji Asam Musat
h.      Hidrolisis Pati
i.        Hidrolisis sukrosa

IV.2.       PEMBAHASAN
a.      Uji Molish
       Pada percobaan uji molisch didapatkan hasil bahwa, semua larutan uji yang digunakan dalam percobaan mengandung karbohidrat. Hal ini ditandai dengan terbentuknya cicin ungu pada batas antara kedua lapisan. Cincin ungu terbentuk karena karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas alfanaftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Jadi, cincin ungu merupakan hasil reaksi antara pereaksi molisch dengan furfural  hasil dehidrasi monosakarida oleh asam pekat.
b.      Uji Iodium
       Pada percobaan uji iodium didapatkan hasil bahwa, hanya amilum dan dekstrin yang merupakan poliskarida. Larutan uji yang lain, fruktosa, glukosa, arabinosa, sukrosa, maltosa, dan galaktosa bukan merupakan polisakarida. Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin meghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat. Sama dengan hasil percobaan amilum terbentuk warna biru tua dan dekstrin membentuk warna merah anggur. Larutan uji yang lain tidak mengalami perubahan warna.
c.       Uji Benedict
       Pada percobaan uji benedict didapatkan hasil bahwa, maltosa, galaktosa, fruktosa, dan arabinosa merupakan gula pereduksi. Sedangkan amilum, dekstrin, dan sukrosa bukan merupakan gula pereduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion  Cu2+ dalam suasan alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan merah biru kehijauan, kuning, atau merah bata, bergantung pada kadar gula pereduksi yang  amilum tidak terjadi perubahan warna.
d.      Uji Barfoed
       Pada percobaan uji barfoed didapatkan hasil bahwa, glukosa, arabinosa, galaktosa, dan fruktosa merupakan monosakarida. Sedangkan, sukrosa dan maltosa bukan merupakan monosakarida. Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Hasil percobaan didapatkan glukosa, arabinosa, galaktosa, dan fruktosa memiliki endapan berwarna merah bata. Sedangkan sukrosa dan maltosa tidak memiliki endapan.
e.       Uji Seliwanoff
        Pada percobaan uji seliwanoff didapatkan hasil bahwa, sukrosa dan fruktosa mengadung kentosa (fruktosa). Sedangkan larutan uji lain, arabinosa, glukosa, dan galaktosa tidak mengandung kentosa (fruktosa). Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hodroksifurfural dan dengan penambahan reorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna orange. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange. Hasil percobaan didapatkan sukrosa dan fruktosa berwarna orange larutannya. Sedangkan, galaktosa, glukosa, dan arabinosa tidak mengalami perubahan.
f.       Uji Osazon
       Pada percobaan uji Osazon yang digunakan untuk membedakan macam macam karbohidrat dari gambar kristalnya, diperoleh hasil bahwa endapan yang tarbentuk dan gambar kristal dari masing-masing senyawa memiliki perbedaan yang sangat jelas. Glukosa memiliki gambar kristal yang berbentuk runcing dan agak panjang, galaktosa memiliki bentuk kristal yang bulat tapi masih ada sedikit yang berbentuk runcing, maltosa memiliki bentuk kristal yang bulat kecil tapi hanya sedikit. Sedangkan sukrosa tidak membentuk ozason karena gugus aldehid atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
g.      Uji Asam Musat
       Pada uji asam musat dengan tujuan membedakan antara glukosa dan galaktosa. Disertai pula dengan gambar kristal karbohidrat yang diamati melalui mikroskop. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi galaktosa, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk Kristal maupun titik leburnya. Galaktosa dikatakan positif karena pada uji ini ditandai dengan terbentuknya Kristal yang diamati di bawah mikroskop yang tidak terlalu rapat atau renggang apabila dibandingkan dengan glukosa yang mempunyai struktur kristalnya yang lebih rapat, sehingga membuktikan hasil negatif.
h.      Hidrolisis Pati
       Pada percobaan hidrolisis pati didapatkan hasil bahwa, pati bila dihdrolisis akan menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hidrolisis pertama, menghasilkan amilosa (biru tua), kedua amilopektin (ungu), ketiga amilopektin (ungu kemerahan), keempat eritrodekstrin (merah bata), kelima akrodekstrin (kuning coklat), keenam maltosa (kuning), ketujuh glukosa (kunung pucat) merupakan kabohidrat palinh sederhana. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dengan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
i.        Hidrolisis Sukrosa
       Pada percobaan hidrolisis sukrosa didapatkan hasil bahwa, sukrosa setelah hidrolisis memberikan hasil positif ketika direaksikan dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed. Hal tersebut terjadi karena, sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.





BAB V
PENUTUP

V.I.     Kesimpulan
       Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan kali ini yaitu:
1.      Pada uji Molisch, diketahui bahwa amilum, dekstrin, sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa merupakan larutan yang emngandung karbohidrat.
2.      Pada uji iodium, hanya amilum dan dekstrin yang menunjukkan tanda positif mengandung polisakarida.
3.      Pada ujibenedict, didapatkan bahwa maltose, galaktosa, glukosa, fruktosa, dan arabinosa memiliki gula reduksi.
4.      Pada uji Barfoed, diketahui bahwa galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa merupakan larutan yang mengandung monosakarida.
5.      Pada uji seliwanoff, diketahui bahwa sukrosa dan fruktosa mengandung kentosa.
6.      Pada uji Osazon, moaltosa, galaktosa, dan glukosa terdapat kristal, sedangkan sukrosa tidak. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
7.      Pada uji Asam Musat, glukosa ditandai dengan kristal kecil yang tersusun agak renggang bila diamati dengan mikroskop.
8.      Pada hidrolisis pati, didaptkan hasil akhir bahwa karbohidrat yang paling sederhana yakni glukosa.
9.      Pada hidrolisis sukrosa, hasil akhir dari hidrolisis sempurna sukrosa adalah 2 jenis monosakarida, yakni glukosa dan fruktosa yang mengandung gula reduksi dan ketosa.

V.II.  Saran
a.      Untuk Laboratorium: supaya alat-alat yang digunakan dalam praktikum dapat lebih diperlengkapi.
b.      Untuk asisten: diharapkan mendampingi praktikan dalam melaksanakan percobaan.



DAFTAR PUSTAKA


Irianto, Kus.2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Mannusia untuk Paramedis.Jakarta: Yrama Widya.
Murray, 2006. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ngili, Yohanes.2009.Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekuler.Jogjakarta: Graha Ilmu
Purba, Michael.2006.Kimia.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Sirajuddin, Saifuddin & Najamuddin, Ulfa.2011.Penuntun Praktik Biokimia. Makassar:Laboratorium Biokimia



LAMPIRAN


v  FOTO PROSEDUR
   

   

   


   
     
   

   

   

     

     

     
     

     

     

   

   

      


LAMPIRAN PERTANYAAN
A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molisch
1)      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat?
Jawab :
Uji fehling (A dan B)
2)      Tuliskan prosedurnya secara singkat?
Jawab :
Pereaksi bersama dengan larutan uji dimasukkan ke dalam tabung, didihkan diatas api kecil, kemudian didinginkan perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Gula reduksi bereaksi dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata Cu2O.
3)      Sebutkan senyawa alam yang mengandung senyawa furfural atau HMF ?
Jawab :
Tongkol jagung, ampas tebu, dan sekam padi
2.      Uji Iodium
Sebutkan masing-masing dua persamaan dan perbedaan antara amilum dan glikogen ?
Jawab :
A.    Persamaan
a.       Sama-sama dari golongan karbohidrat polisakarida
b.      Sama-sama mengandung ikatan glukosa 1,4-α-glioksida
B.     Perbedaan
a.       Amilum banyak tersimpan pada tumbuhan, sedankan glikogen banyak tersimpan pada hewan
b.      Butir pati pada amilum tidak larut dalam air, sedangkan glikogen larut dalam air.

3.      Uji Benedict
1)      Pada percobaan ini, manakah yang menunujukkan hasil negatif pada uji benedict? Mengapa?
Jawab :
Sukrosa dan maltosa, karena sukrosa dan maltosa tidak mengandung gugus aldehida atau keto bebas, sehingga ketika direaksikan dengan pereaksi benedict tidak terbentuk endapan merah bata
2)      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula reduksi?
Jawab :
Uji fehling (A dan B)
3)      Tuliskan cara kerjanya secara singkat?
Jawab :
Pereaksi bersama dengan larutan uji dimasukkan ke dalam tabung, didihkan diatas api kecil, kemudian didinginkan perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Gula reduksi bereaksi dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata.
4)      Sebutkan kelebihan menggunakan uji benedict dibandingkan uji tersebut?
Jawab :
a.       Pereaksi benedict satu larutan, sedangkan fehling dua larutan
b.      Pereaksi benedict labih reaktif
4.      Uji Barfoed
1)      Pada pemanasan yang lama, disakarida dapat pula memberikan hasil positif terhadap uji barfoed. Mengapa?
Jawab :
Karena disakarida terhidrolisis menjadi monosakarida, sehingga pada pemanasan lama disakarida memberikan hasil yang positif pula.

2)      Jelaskan perbedaan prinsip antara uji barfoed dan uji benedict?
Jawab :
Pada uji barfoed ion Cu2+ direduksi cepat oleh monosakarida, disakarida lama. Sedangkan pada uji benedict monosarida dan disakarida (kecuali, sukrosa) membentuk endapan merah bata jika direaksikan dengan benedict, membuktikan adanya gula pereduksi.
5.      Uji Seliwanoff
1)      Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menghasilkan hasil yang positif terhadap uji seliwanoff. Mengapa?
Jawab :
Karena terlalu lama pemanasan sehingga sukrosa terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa, sehingga karena adanya fruktosa, sukrosa menghasilkan hasil yang positif
2)      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya ketosa?tuliskan prosedurnya secara singkat?
Jawab :
Uji benedict, campurkan larutan benedict dengan larutan uji,didihkan diatas api kecil, dinginkan perlahan-lahan, perhatikan endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan pembentukkan endapan merah bata.
B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
1)      Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna?
Jawab :
Hidrolisis pati sempurna jika, hasil hdrolisis bereaksi positif dengan pereaksi benedict membentuk endapan merah bata
2)      Mengapa larutan hasil hidrolisis perlu dinetralkan terlebih dahulu?
Jawab :
Supaya larutan hasil hidrolisis tersebut pHnya sesuai ketika akan diuji dengan pereaksi benedict, karena itu diuji juga dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil yang positif
3)      Jelaskan cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan kertas lakmus?
Jawab :
Larutan hasil hidrolisis diambil di masukkan ke dalam porselin tetes, dinetralkan dengan NaOH 2%, kemudian diuji dengan kertas lakmus, jika warna kertas tidak berubah berarti larutan netral.
2.      Hidrolisis Sukrosa
1)      Sebutkan nama enzim yang mengkatalisis hidrolisis sukrosa?
Jawab :
Enzim invertase
2)      Sebutkan dua sumber diperolehnya enzim?
Jawab :
Enzim invertase terdapat dalam ragi beberapa serangga terutama lebah madu dan dalam usus halus
3)      Apa kegunaan uji benedict, seliwanoff, dan barfoed pada percobaan ini?
Jawab :
Uji benedict, membuktikan adanya gula pereduksi
Uji seliwanoff, membuktikan adanya fruktosa (ketosa)
Uji barfoed membuktikan adanya monosakarida dan disakarida
4)      Jelaskan apa yang dimaksud inverse (invert)? Mengapa disebut demikian?
Jawab :
Invertase adalah enzim hidrolisis sukrosa. Disebut invert, karena rasanya manis
5)      Sebutkan bahan alam yang mengandung gula invert?
Jawab :
Lebah madu, buah-buahan, dan sirup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © KEWAJIBAN yang (TIDAK) bikin PUSING ^^ Urang-kurai | Published by satu-delapan